Senin, 28 Desember 2015

Ungkapan-Ungkapan Lingual Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra di Gunung Kemukus :
(Suatu Kajian Etnolinguistik)

A.    Pendahuluan
Bahasa merupakan bagian unsur kebudayaan manusia. Bahasa dan budaya juga dipahami aktualitasnya saling berdampingan karena keduanya merupakan ekspresi verbal dan nonverbal dalam kehidupan manusia. Etnolinguistik merupakan perpaduan antara etnologi dan linguistik, sehingga dengan mempelajari Etnolinguistik kita dapat mengetahui hubungan antara kebudayaan dengan masalah bahasa.
Kebudayaan merupakan nilai-nilai dan gagasan manusia terhadap lingkungan. Kebudayaan yang ada di masyarakat merupakan salah satu warisan nenek moyang. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. (Koentjaraningrat, 2009:144)
Suatu perubahan kebudayaan cepat atau lambat sangat bergantung pada manusia sebagai pendukungnya. Perubahan bergantung dengan sikap masyarakat terhadap kebudayaan  dan bagaimana cara masyarakat menanggapi kebudayaan.
Kabupaten Sragen merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang masih menjaga dan melestarikan kebudayaannya. Wujud kebudayaan tersebut akan membentuk suatu tradisi. Tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Tradisi diadakan untuk menghormati para leluhur yang hidup sebelum kita. Tradisi yang dimaksud adalah Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra. Pangeran Samudra adalah anak Brawijaya 5 yang berasal dari kerajaan Majapahit. Pangeran Samudra meninggal dan jasadnya dimakamkan di Gunung Kemukus.  
Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan Semberlawang, Kabupaten Sragen. Tradisi ini dilakukan beberapa puluhan tahun yang lalu dan diperingati setiap tanggal 1 Muharram (1 Sura).
Berdasarkan uraian diatas, penulis akan meneliti “Ungkapan-ungkapan Lingual Tradisi  Larab Selambu Makam Pangeran Samudra di Gunung Kemukus” dengan menggunakan pendekatan Etnolinguistik. Tradisi ini banyak perlengkapan yang digunakan dan memiliki makna tersendiri.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membuat rumusan masalah sebagai berikut
1.      Bagaimana makna leksikal dan makna kultural Ungkapan-ungkapan Lingual pada Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra di Gunung Kemukus ?
2.      Bagaimana pola pikir masyarakat sekitar Gunung kemukus dengan adanya tradisi Larab Selambu tersebut ?
B.     Pembahasan
Tradisi adalah suatu kebiasaan. Kebudayaan nguri-uri adiluhur, mengingat napak tilas, handarbeni, dan menghormati leluhur yang hidup sebelum kita. Handarbeni nguri-uri adalah orang itu mulia, sedangkan mulia dimuliakan dan dihormati oleh semua orang atau warga itu disebut nguri-uri napak tilas. Tradisi Larab Selambu diadakan untuk menghormati Pangeran Samudra. Pangeran Samudra adalah anak dari Brawijaya 5 yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Majapahit mengalami peperangan, ketika itu  Brawijaya menyuruh Pangeran Samudra pergi ke Demak menemui Raden Patah. Pangeran Samudra berguru agama Islam kepada Raden Patah. Setelah dewasa, beliau menyebarkan agama Islam mulai dari Demak menuju Gunung Lawu dan kembali ke Demak.  Beliau jatuh sakit ketika perjalanan menuju Demak. Pangeran Samudra meninggal di salah satu daerah yang kini di kenal dengan Desa Modra dan untuk menghormati beliau maka jasadnya di makamkan di Gunung Kemukus.
Tradisi Larab Selambu dilakukan karena jasad Pangeran Samudra di makamkan di Gunung Kemukus otomatis ditemani barang-barang maksudnya selambu, pusaka agung dan sesuatu yang ada disini. Larab maksudnya dilarab, dianter, disucikan, dicuci dengan air mengalir dari sungai kemudian setelah suci dijamasi dengan 7 mata air/ sumber 7 menurut orang Jawa.
Tradisi dilakukan sudah beberapa puluhan tahun yang lalu semenjak adanya makam Pangeran samudra. Kegiatan tersebut dilakukan setiap tanggal 1 Muharram (1 Sura). Tradisi ini dibagi dalam 2 bagian yaitu 1 hari menjelang 1 Sura dan tepat tanggal 1 Suranya. Kegiatan itu meliputi kirab Gunungan Sedekah Bumi bersama warga Desa Pendem, malam harinya digelar tirakatan bersama di Bangsal Pangeran Samudra, sedangkan tepat 1 Sura kegiatan Upacara Tradisi Larap Selambu dan puncak acara berupa Hiburan Klenengan dan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk,
Tirakatan ini dilakukan sebelum proses larab selambu. Menurut leluhur kegiatan ini mengirim doa, sedangkan menurut agama Islam doa tahlil akbar. Seusai tahlilan itu dalam bahasa jawanya lek-lekan/melek-melekan artinya tirakatan / nglarab berkah dihari yang sangat dinanti-nantikan yaitu 1 Sura.
Prosesi larab selambu diawali dengan membawa air kembang, selambu, dan kain mori serta uba rampe berupa sesaji menuju aliran sungai yang bermuara di Waduk Kedung Ombo. Rombongan pembawa perlengkapan dikawal sejumlah prajurit. Uba rampe yang dibawa berupa jajan pasar, buah-buahan, rokok, dan kembang  yang dihanyutkan di aliran sungai.  Prosesi melarungkan sesaji selesai, kemudian rombongan mencelupkan selambu yang ditempatkan dalam keranjang ke dalam aliran sungai. Air bekas celupan selambu siap untuk direbut warga.
Pengunjung dan peziarah memperebutkan air jamasan atau sisa cucian, sesaji, dan kain mori. Mereka mempercayai bahwa benda-benda tadi dapat mendatangkan tuah. Puncak acara Larap Selambu Gunung Kemukus selalu terletak pada perebutan sisa air cucian selambu ini. Beberapa ungkapan lingual tradisi larab selambu makam Pangeran Samudra di bawah ini akan dijelaskan berdasarkan makna leksikal dan makna kultural  :
1.      Larab
Makna leksikal, larab berarti di cuci menggunakan air yang sudah diberi doa.
Makna kultural, larab bermakna mensucikan, membersihkan diri di hari yang sangat baik. Larab diibaratkan sarana manusia untuk mensucikan diri di hari yang di nanti dan itu bukti ketakwaan manusia kepada TYME.
2.      Juru kunci
Juru kunci adalah seseorang yang menjaga tempat keramat seperti makam kerajaan dan gunung. Juru kunci tidak sembarang orang. Juru kunci harus mengerti semua tentang tempat keramat yang dia jaga.
Awalnya juru kunci digunakan untuk menyebut penjaga makam tokoh keramat. Makam ini biasanya berbentuk bangunan yang dikunci. Ketika orang datang untuk berziarah juru kunci baru membukakan pintu makam itu, namun pengertian juru kunci sekarang berkembang keman-mana.
3.      Selambu
Makna leksikal, selambu atau tirai terbuat dari kain digunakan untuk pelindung disekitar tempat tidur kita agar jauh dari nyamuk dan memberi hawa hangat ketika musim penghujan.
Makna kultural, selambu sebagai pelindung atau memberi kenyamanan pada arwah yang telah mendahului kita, sebab dalam konteks ini selambu digunakan sebagai penutup makam Pangeran Samudra. Selambu ini memberi ketenangan pada Sang Pangeran, karena dulunya selambu ini yang menemani beliau.
4.      Menyan/Dupa
Makna leksikal, Dupa atau hio atau menyan adalah sebuah material yang menggunakan bau. Dupa mengeluarkan asap ketika dibakar. Dupa biasanya digunakan sebagai pengharum ruangan maupun sebagai bentuk penghormatan kepasa leluhur kita yang telah tiada, namun semua bergantung warna dupa yang digunakan.
Makna kultural, dupa bermakna jalan suci berasal dari kesatuan hatiku, hatiku dibawa melalui keharuman dupa. Asap dupa membubung tinggi ke atas bermakna bahwa persembahan kita diterima yang di atas. Proses atau tradisi yang kita jalankan bisa berjalan dengan lancar.
5.      Kembang setaman
Makna leksikal, kembang setaman biasanya seperti mawar, melati, kenanga, dan kantil. Bunga ini biasanya dicampur jadi satu dalam wadah tertentu kemudian diberi dengan air.
Makna kultural, bunga mawar yang artinya awar-awar supaya hatinya selalu terjaga dari nafsu negative, bunga melati yang berarti kesucian, bunga kenanga yang artinya akan selalu terkenang dan bunga kantil yang artinya tansah kumanthil, hatinya selalu terikat dengan leluhur kita dan kedua orang tua. Bunga setaman memiliki makna kita sebagai manusia harus menjadi seseorang yang terjaga dari nafsu negative, menjaga kesucian kita, dan selalu mengenang/mengingat pesan/pepeling dari orang tua kita maupun leluhur kita. 
6.      7 mata air/ sumber 7
Makna leksikal, 7 mata air adalah air yang benar-benar dijaga kesuciannya. Air ini bukan sembarang air. Air ini berasal dari sendang Ontrowulan, sendang yang tidak bakal habis airnya, kemudian berasal dari sendang taruna dan sendang-sendang keramat yang bermuara di sekitar Gunung Kemukus.
Makna kultural, 7 mata air ini bermakna membersihkan dan mensucikan benda-benda yang dijaga. Sendang Ontrowulan digunakan Ratu Ontrowulan untuk mensucikan diri ketika ingin bertemu dengan anaknya Pangeran Samudra. Ibaratkan saja kalau benda itu manusia, manusia yang bersuci menggunakan air ini insya allah akan bersih hati dan pikirannya, dengan itu bisa menambahkan ketakwaan kepada TYME.  
7.      Jajanan pasar
Jajanan pasar biasanya terdiri dari dari kelapa, pala kependhem, kopi, rujak dll. Makna dari itu semua adalah untuk sedekah mengharap keselamatan hidup dari rohani, jasmani maupun hal-hal halus.
Jajanan pasar adalah lambang dari sesrawungan (hubungan kemanusiaan, silaturahmi) lambang kemakmuran. Pasar adalah tempat bermacam-macam barang, seperti buah-buahan, makanan anak-anak, dan makanan tradisional.
8.      Gunungan buah sayuran
Makna leksikal, gunungan buah dan sayuran adalah rangkaian buah-buahan dan sayur mayur yang dirangkai membentuk gunung atau kerucut yang merupakan hasil dari tanaman manusia.
Makna kultural, gunungan buah sayuran merupakan bentuk syukur warga desa kepada TYME, karena telah memberikan kekuasaan dalam bentuk hasil bumi yang sangat bagus.
9.      Nasi tumpeng
Makna leksikal, nasi tumpeng adalah beras hasil pertanian manusia yang dimasak menjadi nasi putih biasanya dibentuk mengerucut menyerupai gunung kecil.
Makna kultural, nasi tumpeng sendiri warnanya putih. Warna putih itu melambangkan kesucian, dengan tulus, suci, ikhlas memohon berkah kepada tuhan agar permohonan yang diinginkan cepat terkabul. Bentuk gunungan dapat diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan hidup kita semakin “naik” dan “tinggi”.
10.  Ingkung
Makna leksikal, ingkung adalah ayam jago atau ayam jantan  yang sudah dibersihkan semuanya lalu dimasak dengan bumbu kuning/kunir.
Makna kultural, ingkung merupakan symbol menyembah Tuhan dengan khusuk (menekung) dengan hati yang tenang. Ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan sabar. Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna untuk menghindari sifat-sifat buruk pada manusia yang dilambangkan oleh ayam jago seperti  sombong, merasa benar sendiri, tidak setia, dan tidak perhatian pada keluarga. 
11.  Gudangan
Makna leksikal, gudangan ini biasanya sayur-sayuran berupa kecambah, kacang, bayam, kangkung dan bumbu urap. Sayur-mayur itu dimasak sampai matang sedangkan bumbu urap berasal dari parutan kelapa, Lombok yang dikukus menggunakan daun pisang.
Makna kultural, sayur melambangkan warga masyarakat yang terdiri dari perbedaan suku, adat, agama namun masyarakat itu mempunyai tujuan dan maksud yang sama. Sayur diurap sebagai simbol bersatunya perbedaan dengan melambangkan sifat kekeluargaan dan persatuan.
12.  Gedhang raja
Makna leksikal, gedhang raja atau pisang raja adalah salah satu nama pisang yang berwarna kuning sekaligus menjadi rajanya pisang diantara pisang lainnya. Pisang ini merupakan pisang yang paling manis dan banyak diminati orang.
Makna kultural, Raja itu pemimpin. Kehidupan masyarakat akan tentram dan sejahtera ketika ada seorang pemimpin yang bijak. Ibarat manusia harus menjadi seorang pemimpin yang bijak dan bisa mengayomi semua orang.

Ø  Pola pikir masyarakat terhadap Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra
Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra merupakan tradisi yang dilestarikan masyarakat Desa Pendem Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Masyarakat Desa Pendem percaya bahwa jika membasuh mukanya dengan menggunakan air bekas cucian selambu makam Pangeran Samudra akan menjadikan awet muda dan dapat dijadikan pelarisan. Pola pikir masyarakat Desa Pendem masih mempercayai hal-hal ghaib. Pola pikir masyarakat Desa Pendem berbeda dengan pola pikir masyarakat sekarang, bahwa jika ingin awet muda bukanlah menggunakan air bekas cucian selambu makam Pangeran Samudra, tetapi dengan cara olahraga atau menggunakan alat-alat kosmetik. Begitu pula dengan pelarisan, seseorang yang ingin mendapatkan rezeki yang banyak itu seharusnya bertawakal dan berikhtiar.

C.     Penutup
Ø  Simpulan
Berdasarkan penelitian tentang Ungakapan Lingual Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra dapat disimpulkan bahwa :
1.      Ungkapan Lingual Tradisi Larab Selambu tersebut dapat diketahui makna leksikal dan makna kultural dari acara tersebut. Makna leksikal adalah makna dasar dari ungkapan lingual tersebut, sedangkan makna kultural adalah makna yang dimiliki masyarakat Gunung Kemukus. Ungkapan lingual tradisi itu di antaranya larab, juru kunci, pradangga, selambu, 7 mata air, kembang setaman, dupa/menyan, gunungan buah dan sayuran, nasi tumpeng, ingkung, jajanan pasar, gudhangan, dan gedhang raja.
2.      Penelitian kajian Etnolinguistik pada lingual Bahasa Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra dapat diketahui pola pikir masyarakat sekitar dengan adanya tradisi ini. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa air bekas cucian selambu Pangeran Samudra bila digunakan untuk cuci muka bisa tambah awet muda selain itu juga mempercayai bahwa air itu bisa untuk pelarisan tertentu.
Ø  Saran
Penelitian tentang Ungkapan Lingual Tradisi Larab Selambu Makam Pangeran Samudra di Gunung Kemukus (kajian Etnolinguistik) ini hanya dibatasi dengan makna leksikal dan makna kultural. Penelitian ini bisa ditindaklanjuti dengan menggunakan kajian yang berbeda, misalnya kajian bahasa, sejarah ataupun asal mulanya.




DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Wakit. 2013. Etnolinguistik: Teori Metode dan Aplikasinya. Surakarta: Jurusan Sastra daerah FSSR UNS.

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Edi Subroto, D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Struktural. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.

Fauza Nanda. 2010. “Skripsi : Upacara jamasan pusaka di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri (suatu kajian Etnolinguistik)”. Surakarta : FSSR Universitas Sebelas Maret

Hasan Alwi. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.



Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.


Rahayu, Nastiti Puji. 2014. Laporan Penelitian : Istilah Perlengkapan Sesaji Larung Risalah Do’a di Telaga Ngebel Kabupaten Ponorogo (suatu kajian Etnolinguistik. ). Surakarta : Universitas Sebelas Maret 

Minggu, 27 Desember 2015

Kalimat Efektif dan Tidak Efektif

1.      Di Surabaya akan mengadakan pertemuan para jurnalis.
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif. Kalimat ragam baku harus memiliki dua unsur wajib yaitu subjek dan predikat. Kalimat di atas tidak mengandung unsur subjek karena terdapat preposisi di depan subjek.
Sebaiknya        : Pertemuan para jurnalis akan diadakan di Surabaya.
2.      Rumah Zara yang terletak di kampung Mawar Indah No.163.
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif karena tidak memiliki predikat yang jelas. Predikat yang jelas adalah predikat kalimat tidak didahului kata ‘yang’.
Sebaiknya        : Rumah Zara terletak di kampung Mawar Indah No.163.
3.      Kepada Bapak Haryadi waktu dan tempat saya persilahkan.
Alasan             : Waktu dan tempat pada kalimat di atas tidak bisa dipersilahkan maka kalimat tersebut termasuk kedalam kalimat tidak logis. Seharusnya subjek/orang pada kalimat itu yang dipersilahkan.
Sebaiknya        : Kepada Bapak Haryadi saya persilahkan.
4.      Karin sudah sangat baik sekali kepada keluarga Tara.
Alasan             : Kalimat itu tidak efektif  karena terjadi pemborosan kata yaitu kata ‘sangat’ dan ‘sekali’. Kedua kata itu memiliki makna yang sama, seharusnya terjadi penghematan kata agar bisa menjadi kalimat efektif.
Sebaiknya        : Karin sudah sangat baik kepada keluarga Tara.
5.      Kemarin banyak para pegawai yang melakukan hak suaranya di pemilu.
Alasan             : Kalimat di atas termasuk kalimat tidak efektif. Penggunaan kata ‘para’ dan kata ‘banyak’ memiliki makna yang sama karena pada kata ‘para’ juga bermakna banyak. Sebaiknya dari dua kata tersebut dipilih salah satu agar bisa tercipta kalimat yang efektif.
Sebaiknya        : Kemarin banyak pegawai yang melakukan hak suaranya di pemilu.
6.      Pada jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif Argo Lawu berangkat pukul 15.00 dari Poncol.
Alasan             : Kalimat di atas dapat dipahami namun kalimat di atas tidak mengandung unsur subjek. Penggunaan kata tugas ‘pada’ dapat membuat kalimat tersebut kehilangan subjek. Sebaiknya kata tugas itu dihilangkan saja agar menjadi kalimat efektif.
Sebaiknya        : Jadwal di atas menunjukkan kereta eksekutif Argo Lawu berangkat pukul 15.00 dari Poncol.
7.      Yang punya HP harap dimatikan
Alasan             : Kalimat tersebut mengandung pengertian bahwa yang dimatikan itu orang yang memiliki HP, sedangkan yang dimatikan dalam kalimat tersebut adalah HP-nya bukan orangnya.
Sebaiknya        : Orang yang memiliki HP harap mematikan HP-nya.
8.      Dalam penelitian ini hanya akan dibatasi pada beberapa masalah dan juga lokasi penelitian yaitu ingin mengungkap bentuk keunggulan kearifan lokal yang hidup pada masyarakat dan budaya Sunda.
Alasan             : Kalimat ragam baku wajib memiliki dua unsur pokok yaitu subjek dan predikat. Ketidakadaan subjek kalimat karena adanya preposisi di depan subjek yang awalnya menduduki subjek namun berubah menjadi keterangan.
Sebaiknya        : Penelitian dibatasi pada beberapa masalah dan juga lokasi penelitian yaitu hanya mengungkap bentuk keunggulan kearifan lokal yang hidup pada masyarakat dan budaya Sunda.
9.      Ini adalah daerah bebas parkir.
Alasan             : Kalimat di atas tidak masuk akal. Pengertian bebas memiliki makna sama dengan bebas narkoba artinya area tersebut tidak ada kendaraan yang parkir. Kalimat di atas bermakna bahwa area tersebut boleh parkir tanpa bayar. Kalimat tersebut tidak efektif.
Sebaiknya        : Ini area boleh parkir bebas atau parkir gratis.
10.  Pernikahan Sinta dihadiri oleh keluarga dan para teman-temannya.
Alasan             : Kalimat tersebut tidak efektif karena kata ‘teman’ dijadikan kata reduplikasi, sehingga mengandung makna banyak orang. Kalimat di atas juga masih menggunakan kalimat ‘para’ sebaiknya cukup menggunakan kata ‘temannya’ saja.
Sebaiknya        : Pernikahan Sinta dihadiri oleh keluarga dan teman-temannya.
11.  Dengan demikian, pengetahuan lokal pada prinsipnya dapat direkonstruksi dengan konfigurasi baru sebagai bagian dari mozaik ilmu pengetahuan.
Alasan             : Kalimat ragam baku wajib memiliki dua unsur pokok yaitu subjek dan predikat. Ketidakadaan subjek kalimat karena adanya preposisi di depan subjek yang awalnya menduduki subjek namun berubah menjadi keterangan.
Sebaiknya        : Pengetahuan lokal pada prinsipnya dapat direkonstruksi dengan konfigurasi baru sebagi bagian dari mozaik ilmu pengetahuan.
12.  Kikan teman kuliah dari Susan. Setiap hari Ia belajar bareng.
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif karena kalimat tersebut memiliki satu makna yang sama.
Sebaiknya        : Kikan teman kuliah dari Susan dan setiap hari mereka belajar bareng.
13.  Bagi peserta yang mengikuti lomba harap segera menghubungi panitia.
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif karena di awal kalimat terdapat kata tugas. Penggunaan kata tugas ‘bagi’ dapat membuat kalimat tersebut kehilangan subjek. Sebaiknya kata tugas itu dihilangkan saja agar menjadi kalimat efektif.
Sebaiknya        : Peserta yang mengikuti lomba harap segera menghubungi panitia.
14.  Sejak dari itu Arie hanya termenung saja.
Alasan             : Kalimat itu termasuk kalimat tidak efektif. Penggunaan kata dari membuat kalimat di atas tidak efektif karena kata dari menunjukkan arah terjadinya peristiwa.
Sebaiknya        : Sejak itu Arie hanya termenung saja.
15.  Tidak semua sajian dapat ditampilkan. Karena lokasi pementasan sangat sempit untuk digunakan.
Alasan             : Kalimat tersebut tidak efektif karena pada dasarnya kata penghubung tidak boleh diawal kalimat.
Sebaiknya        : Tidak semua sajian dapat ditampilkan, karena lokasi pementasan sangat sempit untuk digunakan.
16.  Gaun itu saya kurang menarik.
Alasan             : Kalimat di atas mempunyai subjek ganda sehingga menjadikan kalimat tersebut tidak efektif yaitu pada kata ‘gaun itu saya’ yang seharusnya ‘gaun itu bagi saya’.
Sebaiknya        : Gaun itu bagi saya kurang menarik.
17.  Pendidikan yang berbasis pada budaya lokal dengan berbagai kearifan akan lebih baik untuk membentuk watak dan mengembangkan potensi diri daripada pendidikan yang bersumber dari budaya di luar peserta didik.
Alasan             : Kalimat ragam baku wajib memiliki dua unsur pokok yaitu subjek dan predikat. Ketidakadaan predikat kalimat karena di depan predikat terdapat kata ‘yang’ maka kalimat tersebut menjadi klausa menggantung yaitu anak kalimat yang tidak ada induk kalimatnya.
Sebaiknya        : Pendidikan berbasis pada budaya lokal dengan berbagai kearifan akan lebih baik untuk membentuk watak dan mengembangkan potensi diri daripada pendidikan yang bersumber dari budaya di luar peserta didik.
18.  Sejalan dengan itu, Soerjanto (dalam Ayatrohaedi,1986:41) mengatakan bahwa budaya yang dibutuhkan dalam pembentukan karakter antara lain adanya . . . . . ..
Alasan             : Kalimat ragam baku harus mempunyai dua unsur pokok. Kalimat diatas tidak terdapat unsur subjek yang muncul dan lebih baik kalimat “sejalan dengan itu” bisa dihilangkan sebab bila dimunculkan akan tidak muncul unsur subjeknya.
Sebaiknya        : Soerjanto (dalam Ayatrohaedi,1986:41) mengatakan bahwa budaya yang dibutuhkan dalam pembentukan karakter antara lain adanya . . . . . ..
19.  Valen memakai sepatu warna pink.
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif karena tidak menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata terjadi pemborosan kata.
Sebaiknya        : Valen memakai sepatu pink.
20.  Sungguh sangat benar-benar bahagia gadis itu.
Alasan             : Kalimat di atas menjadi tidak efektif karena terjadi pada kata benar-benar. Pengertian dari kata benar adalah sesuatu yang apa adanya. Reduplikasi pada kata ‘benar’ mengandung makna ‘sangat’.
Sebaiknya        : Gadis itu sungguh sangat bahagia.
21.  Di mana kamu memetik bunga mawar itu ?
Alasan             : Kalimat di atas tidak efektif karena menggunakan superordinat pada hiponim kata sehingga terjadi pemborosan kata.
Sebaiknya        : Di mana kamu memetik mawar itu ?
22.  Bahan-bahan yang digunakan terdiri atas tepung terigu, sagu, dan telur.
Alasan             : Penggunaan idiom ‘terdiri atas’ pada kalimat tersebut tidak efektif pada kata benda, akan lebih tepat jika digunakan sebagai kalimat penjelas.
Sebaiknya        : Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari tepung terigu, sagu, dan telur.
23.  Diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para lulubalang, dan para menteri.
Alasan             : Kalimat ini tidak efektif karena menggunakan preposisi diawal kalimat. Bentuk preposisi tersebut membuat kalimat itu kehilangan subjek. Kalimat ini juga salah menggunakan pilihan kata karena menggunakan dua kata yang bertentangan, yaitu menceritakan dan diceritakan.
Sebaiknya        : Ayah menceritakan tentang putra-putri raja, para lulubalang, dan para menteri.
24.  Antara bertahan atau melepaskan Wenda merasa kebingungan.
Alasan             : Kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan Preposisi diawal kalimat. Bentuk Preposisi itu membuat kalimat tersebut kehilangan subjek.
Sebaiknya        : Wenda merasa kebingungan antara bertahan atau melepaskan.
25.  Karena Hendi membatalkan janjinya semalam sehingga Bela kecewa.
Alasan             : Kehadiran Konjungsi  diawal kalimat mengubah kalimat menjadi klausa yang tidak berinduk alias menggantung. Konstruksi kalimat majemuk sama sekali tidak dimungkinkan sebuah kalimat hadir tanpa induk kalimat.
Sebaiknya        : Hendi membatalkan janjinya semalam sehingga Bela kecewa.


Soal EYD

1.      Penulisan huruf besar yang tepat terdapat pada kalimat. . . .
a.      Sungai Brantas terletak di Jawa Timur.
b.      Sungai brantas terletak di jawa Timur.
c.       Sungai brantas terletak di jawa timur.
Jawaban : A
2.      Penulisan kata depan yang benar terdapat pada kalimat. . . .
a.    Rumah itu diawasi oleh polisi karena diatas atap terdapat barang yang mencurigakan.
b.      Mereka pergi kesana mencari abang bakso.
c.       Kemarikan barang yang kau ambil dari atas meja itu !
Jawaban : C
3.      Di bawah ini penulisan tanda koma yang benar adalah. . . .
a.       Astuti, No.23 Jombor Baru Sendangadi Mawar Sleman.
b.      Kalau kamu tidak bisa datang, katakanlah sekarang!
c.       Kamu akan pergi kemana, Tanya Ayah.
Jawaban : B
4.      Cermati judul karangan berikut!
Judul karangan : integritas alam dan sains dalam pendidikan biologi
Penulisan judul karangan yang sesuai dengan EYD adalah. . . .
a.       Integritas alam dan sains dalam Pendidikan Biologi.
b.      Integritas Alam dan Sains dalam Pendidikan Biologi.
c.       Integritas Alam Dan Sains Dalam Pendidikan Biologi.
Jawaban : B
5.      Di bawah ini penulisan mata uang yang tepat adalah. . . .
a.       Rp 4.000.000,-
b.      Rp 12.350.000,00
c.       Rp 350000
Jawaban : B
6.      Penulisan kata bilangan yang sesuai dengan EYD terdapat pada kalimat berikut adalah. . .
a.       Pada hari yang ke-tiga balita harus segera dibawa ke Puskesmas.
b.      Si putri kecilnya harus membawa piala juara ke Satu.
c.       Usulnya baru dibicarakan pada tahap ke-5.
Jawaban : C
7.      Perdana menteri beserta para punggawanya menghardik. Cepat kalungkan bunga ini? Besok pagi kita harus pergi ke istana! Perdana menteri melempar bunga ke pangkuan Nyi Sumbi. Namun dengan sigap, Ajisaka menagkapnya.
Berdasarkan paragraf di atas penulisan tanda baca yang tidak tepat terdapat pada kalimat mana ?
a.      Cepat kalungkan bunga ini ?
b.      Besok pagi kita harus pergi ke istana!
c.       Namun dengan sigap, Ajisaka menangkapnya.
Jawaban : A
8.      Penulisan partikel pun di bawah ini yang tidak sesuai adalah. . . .
a.       Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
b.      Meski pun sederhana, aku tetap menyukainya.
c.       Jangankan dua kali, satu kali pun Aska belum pernah datang ke rumahku.
Jawaban : B
9.      Penulisan imbuhan serapan yang mengikuti EYD terdapat pada kalimat berikut adalah. . .
a.    Dalam krisis moneter ini banyak bus antar kota yang mengurangi transportasinya.
b.      Semua pekerjaan nonpribumi mendapat perlakuan yang sama dengan pekerja pribumi.
c.       Bangunan yang baru diresmikan itu bersifat semipermanen.
Jawaban : C
10.  Ejaan yang benar pada kalimat langsung di bawah ini adalah. . . .
a.      Indra menjawab, “Kami berangkat ke Bandung besok pagi.”
b.      Indra menjawab; “Kami berangkat ke Bandung besok pagi.”
c.       Indra menjawab, “Kami berangkat ke Bandung besok pagi,”
Jawaban : A
11.  Selanjutnya raja iskandar yang agung mengenalkan merica ke yunani.
Perbaikan yang tepat penggunaan ejaan dan tanda baca pada kalimat di atas adalah. . . .
a.       Selanjutnya Raja Iskandar yang Agung, mengenalkan merica ke Yunani.
b.      Selanjutnya, raja Iskandar yang Agung mengenalkan merica ke Yunani.
c.       Selanjutnya, Raja Iskandar yang agung mengenalkan merica ke Yunani.
Jawaban : C
12.  Di bawah ini pengguanan tanda petik (“…”) yang tepat terdapat pada kalimat, kecuali. . . .
a.       Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar.
b.      Bacalah “Penggunaan Tanda Baca” dalam buku “Ejaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yng Disempurnakan!
c.       Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
Jawaban : B
13.  Penulisan singkatan di bawah ini yang benar adalah. . . .
a.      A.H. Nasution menjadi orang ternama di dunia.
b.      W . R. Supratman menjadi seorang pencipta lagu Indonesia Raya.
c.    Yulianto S.K.M menjadi orang terpenting di Rumah Sakit Muara Harapan Bunda.
Jawaban : A
14.  Beberapa penulisan huruf kapital di bawah ini yang benar sesuai EYD adalah. . . .
a.       Ayah sangat menyukai Pisang Ambon itu.
b.      Banyak orang yang menyukai ukiran Jepara sebagai buah tangannya.
c.       Aliran sungai bengawan solo selalu mengalir di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jawaban : B
15.  Isyana diberi uang ayahnya sejumlah enam puluh tiga ribu empat ratus tujuh puluh lima rupiah. Penulisan jumlah uang yang benar di bawah ini adalah. . . .
a.      Rp 63.475,00
b.      Rp 63.475.00
c.       Rp 63.475; 
Jawaban : A
16.  Penggunaan tanda kurung [(. . .)] yang tepat terdapat pada kalimat apa ?
a.       Ibu menabung di Bank (Nasional Indonesia).
b.      Adik mengikuti diklat (Osis) di Sekolah.
c.       Ayah menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Jawaban : C
17.  Penulisan perincian pada kalimat-kalimat berikut mengikuti EYD, kecuali. . . .
a.    Terwujudlah tekad mereka, mereka datang, mereka bertarung, mereka menang.
b.      Ketiga orang berikut ini telah terpilih: Azka, ketua; Reisha, sekretaris; dan Zula, bendahara.
c.       Ciri-ciri orang bodoh adalah sebagai berikut:
1.      Malas belajar
2.      Tidak masuk sekolah
3.      Tidak mengerjakan tugas
Jawaban : A
18.  Penggunaan tanda penghubung (-) yang tepat terdapat pada kalimat, kecuali. . . .
a.      Para-balita berkejar kejaran di halaman.
b.      Ia harus memperpanjang SIM-nya.
c.       Bulan ini akan diadakan musyawarah gubernur se-Indonesia.
Jawaban : A
19.  Penulisan gabungan kata berikut benar, kecuali. . . .
a.       se-Indonesia
b.      tunawicara
c.       swalayan
Jawaban : C
20.  Kesalahan penulisan huruf kapital terdapat dalam kalimat. . . .
a.       Kapal itu berlayar dari Selat Malaka.
b.      Menurut Undang-undang yang berlaku semua itu harus dipatuhi.
c.       Ibu membeli pempek di Pasar Johar.
Jawaban : B
21.  Penulisan kata tak  yang benar terdapat pada kalimat. . . .
a.      Alunan musik yang bergema kini mulai tak bersuara lagi.
b.      Takterpisahkan oleh jarak dan waktu.
c.       Hangatnya mentari sudah tak tembus lagi di kulit.
Jawaban : A
22.  Kesalahan penulisan angka di bawah ini yang tidak sesuai dengan EYD adalah. . . .
a.       Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
b.      Di antara 72 anggota yang hadir 52 orang setuju, 15 orang tidak setuju, dan 5 orang tidak memberikan suara.
c.       Mereka menonton film itu sampai 3 kali.
Jawaban : C
23.  Penggunaan tanda titik dua (:) yang tepat terdapat pada kalimat. . . .
a.       Bibi datang membawa: pisang, apel, dan anggur.
b.   Toko itu menjual beraneka cinderamata: patung, manik-manik, dan lukisan.
c.       Ibu membeli: kalung, gelan, dan anting-anting.
Jawaban B
24.  Kata serapan di bawah ini yang benar sesuai EYD adalah. . . .
a.       Ikan itu hidup bebas di Akuarium.
b.      Jadual pertemuan bersama anggota lama segera dihadirkan.
c.       Beberapa taksi telah berjejeran di sekitar kampus.
Jawaban B
25.  Penulisan kata si dan sang yang benar terdapat dalam kalimat, kecuali. . . .
a.       Dinda mematuhi nasihat sang kakak.
b.      Toko itu memberikan hadiah kepada si pemenang.
c.       Sangraja merindukan permaisuri.
Jawaban : C
26.  Angka 20  dapat ditulis sebagai berikut. . . .
a.       dua puluh tiga per empat
b.      dupuluh tigaperempat
c.       dua puluh tiga perempat
Jawaban : C
27.  Pemakaian tanda baca yang benar terdapat pada kalimat apa ?
a.       Dengan begitu apa yang disampaikan kepada saudara, tetap harus dilaksanakan.
b.      Oleh karena itu, penelitian ini harus dipikirkan kembali dengan berbagai ide yang cemerlang.
c.       Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang, adalah segera menyusun rancangan acaranya.
Jawaban : B
28.    Penggunaan huruf kapital yang tepat terdapat pada kalimat berikut ini adalah. . . .
a.       Di mana Gubernur yang baru itu tinggal ?
b.      Presiden Joko Widodo baru saja menikahkan putranya.
c.       Pak Sudarsana menjadi Camat di daerah terpencil.
Jawaban : B
29.  Penulisan angka/bilangan yang benar dalam kalimat di bawah ini adalah. . . .
a.      Hotel Bintang Lima No.163
b.      Adik diberi uang oleh Ibu sejumlah 5000
c.       Jalan Tanah Abang No sepuluh
Jawaban : A
30.  Penulisan nama dan alamat surat yang sesuai dengan EYD adalah. . . .

a.      Yth. Sdr. Hasanudin
Jalan Kenanga No.63
Surabaya
b.      YTH. Sdr Hasanudin
Jalan Kenanga No.63
Surabaya
c.       Yth.Sdr hasanudin
Jalan Kenanga No.63
Surabaya
Jawaban : A
31.  Penggunaan tanda titik yang benar terdapat pada kalimat. . . .
a. Dia lahir pada tahun 1.999 di Bandung.
b. Penduduk Jakarta dari 11.000.0000 orang.
c. Lihat halaman 2.765 dan seterusnya.
Jawaban : B
32.  Tanda baca di bawah ini yang tepat terdapat pada kalimat berikut, kecuali. . . .
a.       Alangkah indahnya taman laut ini!
b.      Kapan dia berangkah dari Surabaya ?
c.       Bersihkan kamar itu sekarang juga.
Jawaban : C
33.  Penulisan partikel kah di bawah ini yang benar terdapat pada kalimat. . . .
a.      Apakah yang mereka bawa ke Sekolah ?
b.      Siapa kah penulis cerpen yang terkenal itu ?
c.       Mengapa kah Hasan pergi dari rumah tidak bilang-bilang ?
Jawaban : A
34.  Penulisan kata depan pada kalimat di bawah ini yang benar, kecuali. . . .
a.      Kalung itu terbuat dari emas.
b.      Saya pergi ke sana menemui seorang yang tampan rupawan.
c.       Dia ikut terjun ketengah laut.
Jawaban : C
35.  Penggunaan tanda kurung [(..)] yang benar terdapat pada kalimat berikut, kecuali. . . .
a.          Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
b.         Ibu pergi ke Bank (Rakyat Indonesia).
c.          Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan keterangan pembangunan gedung itu.
Jawaban : B
36.  Kalimat di bawah ini yang menggunakan ejaan sesuai dengan EYD adalah. . . .
a.      Acara perpisahan kelas IX dibuka oleh Kepala Sekolah.
b.      Ia tidak menyimpan kwitansi yang saya berikan.
c.       Ia sekarang menjadi Kepala Sekolah.
Jawaban : A
37.  Bacalah paragraf berikut dengan saksama!
Manajer perusahaan multiproduk itu berasal dari kalangan elit. Ia dalam manajemennya selalu menggunakan sistim kontrak.
Dalam paragraf di atas, terdapat kesalahan penulisan kata serapan, yaiku. . . .
a.       manajer seharusnya manager
b.      manajemen seharusnya managemen
c.       sistim seharusnya sistem
Jawaban : C
38.  Penempatan tanda koma di bawah ini yang tidak sesuai terdapat pada kalimat. . . .
a.       Guru saya, Ibu Vera, pandai sekali.
b.      Semua siswa baik laki-laki, maupun perempuan, mengikuti latian drama tiap malemnya.
c.       Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
Jawaban : B
39.  Penulisan partikel per di bawah ini yang benar adalah. . . .
a.      Harga kain itu Rp 25.000,00 per meternya.
b.      Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per1 desember.
c.       Mereka masuk ke arena permainan satu persatu.
Jawaban : A
40.  Bukalah jendela itu lebar-lebar
Tanda baca yang tepat untuk kalimat tersebut adalah. . . .
a.       titik (.)
b.      seru (!)
c.       tanya (?)
Jawaban : B
41.  Penulisan akronim di bawah ini yang benar adalah. . . .
a.      Bappenas
b.      Sim
c.       BULOG
Jawaban : A
42.  Penggunaan huruf kapital dalam kalimat berikut ini yang benar adalah. . . .
a.      Di Pulau Bali terdapat wisata Tanah Lot yang begitu indah.
b.      Di pulau Bali terdapat wisata Tanah lot yang begitu indah.
c.       Di pulau bali terdapat wisata tanah lot yang begitu indah.
Jawaban : A
43.  Penulisan huruf yang bercetak miring di bawah ini benar, kecuali. . . .
a.       Berita itu muncul pada Koran Kompas kemarin pagi.
b.      Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
c.       Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
Jawaban : B
44.  Penggunaan tanda garis miring yang benar dalam kalimat berikut adalah. . . .
a.    Penjahat itu selalu menggunakan penipuan/penganiayaan pada korban-korbannya.
b.      Surat itu tertulis No/7/PK/2008
c.       Indah tinggal di daerah Jalan cahaya/No 57
Jawaban : A
45.  Beberapa hari yang lalu adik mengambil Ktp nya yang ada di kelurahan.
Penulisan di atas apabila ditulis sesuai EYD adalah. . . .
a.       Beberapa hari yang lalu Adik mengambil Ktp-nya yang ada di kelurahan.
b.      Beberapa hari yang lalu, Adik mengambil KTP nya yang ada di kelurahan.
c.    Beberapa hari yang lalu, Adik mengambil KTP-nya yang ada di Kelurahan.
Jawaban : C
46.  Saya membeli kertas pena dan tinta.
Tanda baca yang dipakai dalam bagian kalimat perincian adalah. . . .
a.       Titik (.)
b.      Koma (,)
c.       Seru (!)
Jawaban : B
47.  Penulisan kata depan dalam kalimat di bawah ini adalah. . . .
a.      Ayah datang dari Surabaya kemarin pagi.
b.      Reza masuk, lalu ke luar lagi.
c.       Bermalam sajalah disini  kawan.
Jawaban : A
48.  Kata serapan di bawah ini yang benar adalah. . . .
a.       taksi seharusnya taxi
b.      jadual seharusnya jadwal
c.        akuarium seharusnya aquarium
Jawaban : B
49.  Penulisan kata depan yang benar terdapat pada kalimat berikut. . . .
a.       Didalam hati yang paling dalam masih tersimpan rasa sayang yang begitu besar.
b.      Kakaknya lebih menarik dari pada adiknya.
c.       Kemarilah jangan takut dengan kucing itu!
Jawaban : C
50.  Penulisan judul sebuah penelitian di bawah ini yang benar adalah. . . .
a.       Budayakan Bahasa Dan Sastra Jawa!
b.      Pagelaran Kethoprak Lakon Kalinyamat.
c.       Kesenian jawa Itu Semangatku
Jawaban : B