BIMA
SUCI
Untuk
memperoleh inti sari pengetahuan sejati, Bima harus melakukan semadi di Hutan
Tikbrasara dan Gunung Reksa Muka. Untuk dapat mencapai titik penyatuan mata
batin dalam samadi, Bima harus membunuh raksasa Rukmuka yang melambangkan
kamukten dan raksasa Rukmakala yang melambangkan kamulian dalam kehidupa
duniawi dari alam pikirannya.
Kisah
selanjutnya, Bima tahu bahwa air perwitasari tidak terletak di hutan Tikbrasara
yang berada di Gunung Reksamuka, tetapi di dasar samudra. Maka perjalanan Bima
di lanjutkan ke samudra. Sebelum menapaki pantai samudra itu, Bima
dihalang-halangi oleh ke-empat saudranya yaitu Puntadewa, Arjuna, Nakula dan
Sadewa. Namun berkat kesentosaan jiwanya, Bima tetap berhasrat menyelami dasar
samudra itu. Sesudah mencapai titik tengah samudra, Bima bertarung dengan naga
dan berhasil membunuhnya.
Rintangan
demi rintangan telah dilalui, hingga Bima mampu menyelam ke dasar samudra. Di
sana, Bima bertemu dengan Dewaruci. Dewa yang menyerupai Bima dalam ukuran
kecil. Bima masuk ke badan dewaruci melalui telinga kirinya. Di dalam jasad
Dewa Ruci, Bima melihat seluruh isi semesta. Sesudah bersamadi dengan menutup
lima indra ; mengatur keluar masuknya nafas; dan menyatukan cipta, rasa dan
karsa; bima menerima terang batin dalam manunggaling kawula-gusti.
Kemanunggalan ini yang menjadikan Bima mampu melihat hidup sejati. Mati
sakjroning urip, urip sakjroning mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar